Puasa Arafah, Kapan Dan Apa Keutamaanya

941
views

Puasa Arafah adalah puasa pada Hari Arafah, yaitu hari kesembilan dari bulan Dzulhijjah. Puasa ini sangat dianjurkan bagi umat muslim yang tidak pergi haji, sebagaimana terdapat dalam riwayat dari Rasulullah S.A.W tentang puasa Arafah:

Dari Abu Qatadah Al-Anshariy (ia berkata), “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah di tanya tentang (keutamaan) puasa pada hari Arafah?” Maka dia menjawab, “Menghapuskan (kesalahan) tahun yang lalu dan yang sesudahnya.” (HR. Muslim no.1162 dalam hadits yang panjang)

Di dalam hadits yang mulia ini terdapat dalil dan hujjah yang sangat kuat tentang waktu puasa Arafah, yaitu pada hari Arafah ketika manusia wuquf di Arafah. Karena puasa Arafah ini terkait dengan waktu dan tempat. Bukan dengan waktu saja seperti umumnya puasa-puasa yang lain. Oleh karena puasa Arafah itu terkait dengan tempat, sedangkan Arafah hanya ada di satu tempat yaitu di Saudi Arabia di dekat kota Makkah bukan di Indonesia atau di negeri-negeri yang lainnya, maka waktu puasa Arafah adalah ketika kaum muslimin wuquf di Arafah.

Puasa Arafah 2017 dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, yang tahun ini bertepatan dengan hari kamis, tanggal 31 Agustus 2017. Meski tidak wajib seperti puasa Ramadan, berpuasa tetap mendatangkan berbagai kebaikan bagi jiwa dan raga. Sebab, berpuasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tapi juga mengendalikan emosi. Puasa Arafah memang memiliki keutamaan yang sangat dahsyat dan seharusnya tidak ditinggalkan oleh seorang muslim.

Muslim pilgrim pray outside Namira mosque in Arafat near Mecca, Saudi Arabia, Saturday, Nov. 5, 2011. The annual Islamic pilgrimage draws 2.5 million visitors each year, making it the largest yearly gathering of people in the world. (AP Photo/Hassan Ammar)

Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

“Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)

Imam Nawawi dalam Al Majmu’ (6: 428) berkata, “Adapun hukum puasa Arafah menurut Imam Syafi’i dan ulama Syafi’iyah: disunnahkan puasa Arafah bagi yang tidak berwukuf di Arafah. Adapun orang yang sedang berhaji dan saat itu berada di Arafah, menurut Imam Syafi’ secara ringkas dan ini juga menurut ulama Syafi’iyah bahwa disunnahkan bagi mereka untuk tidak berpuasa karena adanya hadits dari Ummul Fadhl.”

Ibnu Muflih dalam Al Furu’ -yang merupakan kitab Hanabilah- (3: 108) mengatakan, “Disunnahkan melaksanakan puasa pada 10 hari pertama Dzulhijjah, lebih-lebih lagi puasa pada hari kesembilan, yaitu hari Arafah. Demikian disepakati oleh para ulama.”

Imam Nawawi dalam Al Majmu’ (6: 428) berkata, “Adapun hukum puasa Arafah menurut Imam Syafi’i dan ulama Syafi’iyah: disunnahkan puasa Arafah bagi yang tidak berwukuf di Arafah. Adapun orang yang sedang berhaji dan saat itu berada di Arafah, menurut Imam Syafi’ secara ringkas dan ini juga menurut ulama Syafi’iyah bahwa disunnahkan bagi mereka untuk tidak berpuasa karena adanya hadits dari Ummul Fadhl.”

Ibnu Muflih dalam Al Furu’ -yang merupakan kitab Hanabilah- (3: 108) mengatakan, “Disunnahkan melaksanakan puasa pada 10 hari pertama Dzulhijjah, lebih-lebih lagi puasa pada hari kesembilan, yaitu hari Arafah. Demikian disepakati oleh para ulama.”

Adapun orang yang berhaji tidak disunnahkan untuk melaksanakan puasa Arafah.

عَنْ أُمِّ الْفَضْلِ بِنْتِ الْحَارِثِ أَنَّ نَاسًا تَمَارَوْا عِنْدَهَا يَوْمَ عَرَفَةَ فِي صَوْمِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ بَعْضُهُمْ هُوَ صَائِمٌ وَقَالَ بَعْضُهُمْ لَيْسَ بِصَائِمٍ فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِقَدَحِ لَبَنٍ وَهُوَ وَاقِفٌ عَلَى بَعِيرِهِ فَشَرِبَهُ

“Dari Ummul Fadhl binti Al Harits, bahwa orang-orang berbantahan di dekatnya pada hari Arafah tentang puasa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagian mereka mengatakan, ‘Beliau berpuasa.’ Sebagian lainnya mengatakan, ‘Beliau tidak berpuasa.’ Maka Ummul Fadhl mengirimkan semangkok susu kepada beliau, ketika beliau sedang berhenti di atas unta beliau, maka beliau meminumnya.” (HR. Bukhari no. 1988 dan Muslim no. 1123).

عَنْ مَيْمُونَةَ – رضى الله عنها – أَنَّ النَّاسَ شَكُّوا فِى صِيَامِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – يَوْمَ عَرَفَةَ ، فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِحِلاَبٍ وَهْوَ وَاقِفٌ فِى الْمَوْقِفِ ، فَشَرِبَ مِنْهُ ، وَالنَّاسُ يَنْظُرُونَ

“Dari Maimunah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa orang-orang saling berdebat apakah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada hari Arafah. Lalu Maimunah mengirimkan pada beliau satu wadah (berisi susu) dan beliau dalam keadaan berdiri (wukuf), lantas beliau minum dan orang-orang pun menyaksikannya.” (HR. Bukhari no. 1989 dan Muslim no. 1124).

Berbagai penelitian juga menunjukkan berpuasa memberi banyak manfaat kesehatan. Yang penting, pastikan kita mengkonsumsi banyak makanan sehat dan menjaga diri terhidrasi dengan baik. Mengutip Boldsky, berikut ini beberapa alasan kenapa puasa bagus untuk jiwa dan raga.

1. Memangkas berat badan
Hindari konsumsi banyak makanan manis dan berminyak selama sahur atau berbuka puasa agar berat badan terkendali, bahkan turun. Jika makanan yang dikonsumsi seimbang dan sehat, berat badan bisa turun.

2. Meningkatkan kontrol diri
Berpuasa adalah cara yang bagus untuk meningkatkan kontrol diri, terutama soal makanan. Kita selalu dapat menarik inspirasi dari pengendalian diri dengan berolahraga dan melakukannya setiap merasa lapar.

3. Menurunkan kolesterol
Saat berpuasa, orang cenderung menghindari makanan cepat saji. Hal ini membantu mengurangi kadar lemak darah dan kolesterol.

4. Mengurangi kecanduan
Berpuasa juga membuat banyak orang harus mampu menahan diri untuk tidak merokok. Kebiasaan ini dapat membantu mereka berhenti sejenak dari kecanduan, bahkan mungkin mengekang kebiasaan itu sepenuhnya.

5. Mengusir racun tubuh
Berpuasa termasuk cara yang baik untuk mendetoksifikasi sistem tubuh. Sebab, tubuh mendapatkan istirahat dari asupan rutin makanan, terutama makanan sampah. Puasa dapat membantu proses detoksifikasi dan menjaga kita tetap sehat.

6. Meningkatkan kekebalan tubuh
Penelitian menunjukkan berpuasa dapat meningkatkan kekebalan tubuh hingga batas tertentu, seperti sistem tubuh didetoksifikasi. Selain itu, karena sistem pencernaan dapat menghasilkan cairan lebih sehat.

7. Mencegah hipertensi
Saat berpuasa, tingkat metabolisme tubuh berkurang. Begitu juga kadar lemak darah, yang pada gilirannya membantu mengurangi tekanan darah tinggi dan penyakit lain yang terkait.